Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) telah menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali secara berturut-turut sejak Maret 2022. Kenaikan suku bunga ini dilakukan untuk meredam inflasi yang terus meningkat di Amerika Serikat.
Perubahan suku bunga The Fed memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian global. Dampak tersebut dapat dibagi menjadi 5 aspek, yaitu:
1. Dampak Terhadap Nilai Tukar Mata Uang Global
Kenaikan suku bunga The Fed akan membuat dolar AS menjadi lebih menarik bagi investor. Hal ini karena suku bunga yang lebih tinggi akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi investor yang memegang dolar AS.
Akibatnya, nilai tukar dolar AS akan menguat terhadap mata uang lainnya. Hal ini akan membuat barang-barang impor menjadi lebih mahal, sehingga dapat meningkatkan inflasi di negara-negara lain.
Semakin tinggi suku bunga mendorong peningkatan permintaan penukaran mata uang di negara tersebut. Prinsip dagang dasar: semakin banyak permintaan > semakin langka persediaan > semakin mahal nilainya.
Materi tentang dampak perubahan suku bunga ini bisa kalian dapatkan di Kelas Belajar Trading Forex Gratis di Denpasar.
Apakah kenaikan nilai tukar USD mempengaruhi pasar forex? Tentu saja. Pair major yang langsung berlawanan dengan USD seperti EURUSD, GBPUSD, AUDUSD, NZDUSD akan mengalami penurunan. Sedangkan pair USDCHF, USDJPY, USDCAD akan menuju “utara” jika harga dolar Amerika meningkat.
2. Dampak Terhadap Rupiah
Beberapa ahli beranggapan suku bunga USD yang tinggi belum tentu ngefek ke Rupiah jika kondisi ekonomi Indonesia sedang “bullish”. Johanna Gani yang saat ini menjabat CEO di Grant Thornton Indonesia berpendapat, “Kenaikan suku bunga The Fed akan berdampak ke ekonomi Indonesia dan Rupiah, meskipun begitu kekuatan nilai tukar tidak hanya berpatokan oleh faktor global (eksternal), faktor fundamental ekonomi suatu negara perlu dipertimbangkan juga”.
Pernyataan diatas ada benarnya, tapi mari kita lihat kajian dari Tauhid Ahmad selaku direktur Institute of Economics and Finance. Beliau menyampaikan: kenaikan suku bunga Amerika bisa mendorong beralihnya aliran investasi dari negara-negara berkembang ke Amerika, termasuk Indonesia juga. Jika ini sampai terjadi maka akan ada potensi capital outflow yang melemahkan Rupiah kita.
Pemerintah Indonesia memiliki beban utang dari berbagai mata uang asing termasuk USD. Jika Rupiah melemah, kebayang gak tekanan yang harus dihadapi jika nilai mata uang kita mengalami depresiasi karena penguatan dolar?
3. Dampak Terhadap Harga Emas

Kenaikan suku bunga the Fed berdampak negatif bagi harga emas karena pergerakan harganya mengikuti fundamental dolar AS. Pemborong emas bakal melirik USD sebagai safe haven ketimbang membeli emas yang harganya udah terlampau tinggi.
Sebaliknya jika the Fed menurunkan suku bunganya maka ada kemungkinan harga emas akan meneruskan trend naiknya lebih tinggi. Kisaran harga emas spot saat ini (12 November 2023) ada di harga $1937.05 per troy ons, masih di tertahan di area resisten yaitu $2000.
4. Dampak Terhadap Saham Indonesia

Sejak bulan Maret 2022, ini sudah ke-sebelas kalinya the Fed menaikkan suku bunga dari 0.75% hingga 5.4%. Kenaikan ini tentunya berdampak bagi saham gabungan IHSG. Dilansir dari Bisnis.com, IHSG terjun 1.42% setelah suku bunga the Fed naik.
Saat ini harga IHSG bertengger di 6809.26. Disarankan bagi investor untuk berhati-hati di tengah ketidak-pastian situasi sejak the Fed bersabda “Hawkish“. Pasar modal Indonesia berpotensi makin kelas. Alangkah baiknya jika menunggu harga kembali stabil supaya terhindar dari efek kenaikan suku bunga the Fed.
5. Dampak terhadap arus modal
Kenaikan suku bunga The Fed juga akan menarik arus modal dari negara-negara lain ke Amerika Serikat. Hal ini karena investor akan mencari tempat yang menawarkan suku bunga yang lebih tinggi.
Akibatnya, nilai tukar mata uang negara-negara lain akan melemah terhadap dolar AS. Hal ini juga akan membuat barang-barang ekspor dari negara-negara tersebut menjadi lebih murah, sehingga dapat meningkatkan daya saing mereka.
Akhir Kata
- Di Amerika, kebijakan suku bunga oleh The Fed berdampak tidak hanya pada instrumen investasi saja (USD, indeks saham dan obligasi). Sektor industri, penarikan investor dan sektor penting lainnya akan ikut terpengaruh.
- Secara global, kebijakan the Fed menstimulasi gairah pelaku pasar modal di seluruh dunia. Tak heran jika sebelum dirilis pun efeknya bisa meningkatkan volatilitas meski tidak begitu signifikan. Efek jangka panjangnya baru akan terlihat setelah melewati waktu kurang lebih 12 bulan.
- Suku bunga menurun memancing lebih banyak kreditur karena bunga pinjaman rendah. Investor baru akan bertambah dan secara otomatis membuka kemungkinan kenaikan angka penyerapan tenaga kerja. Disisi lain, suku bunga yang rendah bisa menyebabkan masalah inflasi.
- Suku bunga yang terlampau tinggi berdampak negatif bagi pergerakan harga indeks saham di Amerika. Dampak globalnya akan terasa setidaknya setahun. Investor pun enggan berinvestasi karena bunganya mahal.
1 thought on “Dampak Perubahan Suku Bunga The Fed Secara Global”